Di Indonesia ini sangat kaya akan beragam
kebudayaan bahkan sudah di sorot Dunia, diantaranya kebudayaan sunda. di blog
saya sebelumnya saya sudah memposting berbagai alat musik ciri khas sunda nah
sekarang saya akan sedikit menginformasikan beberapa wisata yang patut anda
kunjungi di jawa barat diantaranya :
Candi Cangkuang, Situ Bagendit, Kampung Naga dan masih banyak lagi.
Untuk
kali ini kita akan mencoba membahas tentang salah satu dari objek wisata
tersebut, kita akan membahas tentang Situ Bagendit.
Situ Bagendit terletak di desa Bagendit,
Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Situ Bagendit merupakan
objek wisata alam berupa danau dengan batas administrasi disebelah utara
berbatasan dengan Desa Banyuresmi, disebelah selatan berbatasan dengan Desa Cipicung,
disebelah timur berbatasan dengan Desa Binakarya, dan disebelah barat
berbatasan dengan Desa Sukamukti.
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Situ
Bagendit ini antara lain menikmati pemandangan, mengelilingi danau dengan
menggunakan perahu atau rakit. Para pengunjung juga dapat melakukan kegiatan
rekreasi keluarga, menikmati pemandangan serta kegiatan bersepeda air.
Menurut Legenda, asal usul terciptanya Situ
Bagendit yaitu sebagai berikut:
Pada jaman dahulu kala disebelah utara kota
garut ada sebuah desa yang penduduknya kebanyakan adalah petani. Karena tanah
di desa itu sangat subur dan tidak pernah kekurangan air, maka sawah-sawah
mereka selalu menghasilkan padi yang berlimpah ruah. Namun meski begitu, para
penduduk di desa itu tetap miskin kekurangan. para penduduk sudah bergegas
menuju sawah mereka. Hari ini adalah hari panen. Mereka akan menuai padi yang
sudah menguning dan menjualnya kepada seorang tengkulak bernama Nyai Bagendit.
Nyai Bagendit adalah orang terkaya di desa itu. Rumahnya mewah, lumbung padinya sangat luas karena harus cukup menampung padi yang dibelinya dari seluruh petani di desa itu. Dan bukan dengan sukarela para petani itu menjual hasil panennya kepada nyai Bagendit. Mereka terpaksa menjual semua hasil panennya dengan harga murah kalau tidak ingin mencari perkara dengan orang suruhan nyai Bagendit. Lalu jika pasokan padi mereka habis, mereka harus membeli dari nyai Bagendit dengan harga yang melambung tinggi. Suatu hari nyai Bagendit mengadakan selamatan karena hartanya bertambah banyak. Ketika selamatan itu berlangsung, datanglah seorang pengemis. Keadaan pengemis itu sangat menyedihkan. Tubuhnya sangat kurus dan bajunya compang-camping. “Tolong Nyai, berilah hamba sedikit makanan, ”pengemis itu memohon. Melihat pengemis tua yang kotor dan compang-camping masuk ke rumahnya, nyai Bagendit itu marah dan mengusir pengemis itu. “Pengemis kotor tidak tahu malu, pergi kau dari rumahku, ”bentak nyai Bagendit. Dengan sedih pengemis itu pergi. Keesokan harinya masyarakat disibukkan dengan munculnya sebatang lidi yang tertancap di jalan desa. Semua orang berusaha mencabut lidi itu. Namun,tidak ada yang berhasil. Pengemis tua yang meminta makan pada nyai Bagendit muncul kembali.
Dengan cepat ia dapat mencabut lidi itu. Seketika keluarlah pancuran air yang sangat deras. Makin lama air itu makin deras. Karena takut terkena banjir, penduduk desa itu mengungsi. Nyai Bagendit yang kikir dan tamak tidak mau meninggalkan rumahnya. Ia sangat sayang pada hartanya. Akhirnya, ia tenggelam bersama dengan harta bendanya. Penduduk yang lain berhasil selamat dari bencana banjir tersebut. Begitulah menurut cerita legenda tentang asal mula terjadinya danau yang di kemudian hari dinamakan Situ Bagendit.
Nyai Bagendit adalah orang terkaya di desa itu. Rumahnya mewah, lumbung padinya sangat luas karena harus cukup menampung padi yang dibelinya dari seluruh petani di desa itu. Dan bukan dengan sukarela para petani itu menjual hasil panennya kepada nyai Bagendit. Mereka terpaksa menjual semua hasil panennya dengan harga murah kalau tidak ingin mencari perkara dengan orang suruhan nyai Bagendit. Lalu jika pasokan padi mereka habis, mereka harus membeli dari nyai Bagendit dengan harga yang melambung tinggi. Suatu hari nyai Bagendit mengadakan selamatan karena hartanya bertambah banyak. Ketika selamatan itu berlangsung, datanglah seorang pengemis. Keadaan pengemis itu sangat menyedihkan. Tubuhnya sangat kurus dan bajunya compang-camping. “Tolong Nyai, berilah hamba sedikit makanan, ”pengemis itu memohon. Melihat pengemis tua yang kotor dan compang-camping masuk ke rumahnya, nyai Bagendit itu marah dan mengusir pengemis itu. “Pengemis kotor tidak tahu malu, pergi kau dari rumahku, ”bentak nyai Bagendit. Dengan sedih pengemis itu pergi. Keesokan harinya masyarakat disibukkan dengan munculnya sebatang lidi yang tertancap di jalan desa. Semua orang berusaha mencabut lidi itu. Namun,tidak ada yang berhasil. Pengemis tua yang meminta makan pada nyai Bagendit muncul kembali.
Dengan cepat ia dapat mencabut lidi itu. Seketika keluarlah pancuran air yang sangat deras. Makin lama air itu makin deras. Karena takut terkena banjir, penduduk desa itu mengungsi. Nyai Bagendit yang kikir dan tamak tidak mau meninggalkan rumahnya. Ia sangat sayang pada hartanya. Akhirnya, ia tenggelam bersama dengan harta bendanya. Penduduk yang lain berhasil selamat dari bencana banjir tersebut. Begitulah menurut cerita legenda tentang asal mula terjadinya danau yang di kemudian hari dinamakan Situ Bagendit.
Pesan : Janganlah kalian menjadiorang seperti nyi Bagendit, kalau kita sombong dan juga kikir, kita akan diberi azab oleh yang Maha Kuasa.
Nah selesai deh satu kisah yang terjadi di Tanah Sunda, kisah tentang objek wisata yang terletak di Tanah Sunda akan dilanjut lagi di posting-an yang selanjutnya, tunggu saja yah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar