Kali ini ane
share posting lagi nih mengenai keanekaragaman Tanah Sunda, masih dalam hal
Musik namun berbeda kegunaannya, untuk kali ini kita akan lihat mengenai Karawitan Sunda.
Karawitan Sunda
Karawitan
Sunda ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya mempergunakan suara
manusia. Sekar merupakan pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni
yang sangat erat berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia sangat erat
bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung lainnya yang selalu
akrab berdampingan
Pada kehidupan
orang Sunda pada masa lalu sejak mereka lahir secara tidak langsung telah
didekatkan dengan alunan sekar. Sejak mereka lahir sang ibu menimang,
meninabobokan dengan menggunakan sekar. Dalam mengajak bermain, dalam
tahap-tahap mulai belajar bicara, belajar berjalan, sekar sangat sering
didengarkan oleh orang tua atau pengasuhnya. Itulah sebabnya lagu-lagu dalam
meninabobokan atau ngayun ngambing anak selalu populer dari masa ke masa, dalam
arti kelestariannya terlihat karena selalu dilakukan dari generasi ke generasi.
Seperti telah diterangkan di atas, sekar mempunyai kedudukan yang
tersendiri dalam kehidupan karawitan, walaupun pada dasarnya sekar berbeda
dengan bicara biasa, sekar sangat dekat bahkan terkadang sangat dominant dengan
lagam bicara atau dialek. Dialek Cianjur, Garut, Ciamis, Majalengka dalam
mengungkapkan percakapan seringkali seolah-olah bermelodi seperti bernyanyi.
Oleh karena kesan dialek yang sangat erat itulah kiranya banyak orang luar
daerah Sunda yang secara tidak langsung menyebutkan bahwa cara bicara orang
Sunda seperti bernyanyi. Memang erat dengan penggunaan kata-kata di dalamnya
tetapi kata-kata dalam sekar telah diolah sedemikian rupa sehingga berbentuklah
penampilan secara utuh menjadi sebuah komposisi lagu. Dengan demikian, jelaslah
bahwa kata dalam kedudukan sekar merupakan salah satu alat pengungkap masalah
atau tema yang diketengahkan. Kata yang sama dapat diungkapkan dalam berbagai
lagu/melodi, menurut kehendak rasa seni si pencipta itu sendiri. Akan tetapi tanpa
disadari bahwa terkadang dalam kehidupan sekar tidak selalu dipergunakan kata
secara utuh, sering terdengar suara bunyi dijadikan lagu. Hal ini sering
terjadi dalam lagu-lagu tertentu, misalnya hanya mempergunakan bunyi a saja
atau nang neng nong atau hm dan lain-lain. Penggunaan kata yang tidak jelas
sering didapati apabila bersenandung atau ngahariring/hariring.
Asal Mula Gamelan dan Karawitan
Perangkat musik gamelan lengkap yang kita
ketahui sekarang pada mulanya hanya diawali dengan satu alat bunyi saja yaitu
Gong. Kemudian pada perkembangannya, ada
penambahan sejenis gong kecil yang disebut kempul namun jumlahnya masih
terbatas lalu seiring dengan kebutuhan musikalitas dari jaman ke jaman yang
berkembang, barulah ada penambahan alat-alat lainnya. Seni mengolah
bunyi benda atau alat bunyi-bunyian (instrumen) tradisional gamelan disebut
Seni Karawitan.
Asal
kata Karawitan itu sendiri berasal dari bahasa sansekerta, yakni rawit,
yang mempunyai arti keharmonisan, elegan dan kehalusan. Namun menurut pendapat
yang lain, karawitan berasal dari kata pangrawit yang berarti orang atau
subjek yang memiliki perasaan harmonis dan halus. Adapula yang berpendapat
bahwa karawitan itu berasal dari kata ngerawit
yang dalam bahasa Jawa artinya sangat rumit. Jadi memainkan karawitan itu tidak
hanya sekedar menghasilkan bunyi-bunyian tapi memang harus memaknainya secara
mendalam melalui gendhing (lagu-lagu) yang dibawakan dalam seni karawitan
karena gendhing-gendhing tersebut berpengaruh pada sikap kehidupan manusia,
misalnya ada nama gendhing yang merujuk pada keselamatan dan permintaan.
Semua gendhing yg diciptakan itu juga berkaitan dengan segala kehidupan
yang ada di dunia ini.
Terima kasih atas perhatiannya, masih akan ada lagi kok postingan menarik lainnya mengenai Tanah Sunda, jadi tunggu yah!! belum selesai dan masih akan bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar