Sesuai
dengan janji ane yang lalu, ane bakal nyoba posting lagi tentang objek wisata bersejarah
yang bisa kita datangi, apalagi waktu liburan. Kali ini ane mau posting
kisah tentang Gunung Tangkuban Perahu.
Gunung Tangkuban Perahu terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Gunung Tangkuban Perahu juga adalah salah satu gunung berapi yang terdapat di Jawa Barat. Sejarah mengatakan bahwa gunung ini pernah meletus pada tahun 1910 dengan kekuatan 2 Skala Richter. Akibat letusan itu terbentuklah banyak kawah yang sering mengeluarkan asap belerang ke dataran rendah yang berada di bawahnya.
Asal-usul Gunung Tangkuban
Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang,
yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan
niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang
membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan
menendang perahu itu sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah
yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Awal kisah setelah Dayang
Sumbi memukul Sangkuriang karena telah membunuh si Tumang, anjing peliharaan
sekaligus ayahnya Dayang Sumbi sangat
mengharapkan Sangkuriang akan pulang kembali. Iapun mulai bertapa dan memohon
kepada Dewa, ia ingin tetap cantik dan selalu muda hingga nanti. Suatu ketika
saat Sangkuriang kembali ia masih mengenali Dayang Sumbi sebagai ibunya.
Dewapun mengabulkan do'a Dayang Sumbi, walaupun usianya sudah tidak muda lagi,
Dayang Sumbi masih terlihat cantik. Hingga suatu ketika, Sangkuriang bertemu
dengan Dayang Sumbi, namun ia sudah tidak mengenali Dayang Sumbi sebagai
ibunya, bahkan jatuh hati kepada Dayang Sumbi. Begitupun Dayang Sumbi, ia tak
tahu bahwa lelaki tampan itu adalah Sangkuriang, mereka menjalin kasih.
Ceritapun berlanjut, suatu hari Dayang Sumbi tengah membelai kepala
Sangkuriang, dari situlah ia menemukan bekas luka karena pukulan yang dilakukan
pada Sangkuriang beberapa tahun yang lalu. Akhirnya Dayang Sumbi pun tahu bahwa
ia adalah Sangkuriang anak kandungnya. Sangkuriang telah melamar Dayang Sumbi,
hingga Dayang Sumbi bingung mencari cara agar pernikahan dengan Sangkuriang tak
akan terjadi. Akhirnya, Dayang Sumbi mengajukan beberapa persyaratan yakni
Sangkuriang harus mampu membuat danau dan perahu serta membendung sungai
Citarum dalam waktu satu malam. Sangkuriang menyanggupi persyaratan ini, karena
ia telah berguru dan menjadi remaja yang sakti mandraguna. Alhasil, Sangkuriang
ternyata mampu memenuhi persyaratan yang diberikan Dayang Sumbi kepadanya. Saat
semua pekerjaan hampir selesai, Dayang Sumbi bingung dan meminta petunjuk Dewa.
Sang Dewa-pun memerintahkan agar Dayang Sumbi mengibaskan selendang yang
dimilikinya dan secara ghaib matahari muncul di ufuk timur tanda pagi telah
datang. Sangkuriang marah dan ia merasa gagal. Ia menendang perahu yang
setengah jadi dengan sekuat tenaga dan terguling dalam keadaan tertelungkup
hingga akhirnya muncul sebutan Tangkuban Parahu.
Menurut
sejarah geologinya, Gunung Tangkuban Parahu terbentuk dari aktifitas letusan
berulang Gunung Api Sunda di jaman prasejarah. Catatan letusan dalam 2 abad
terakhir adalah tahun 1829, 1846, 1862, 1887, 1896, 1910, dan 1929.
Dari puncak menara Gedung Sate di Kota Bandung maupun tempat tinggi yang lainnya, Anda dapat melihat dengan jelas bentuk fisik Gunung Tangkuban Parahu yang benar-benar menyerupai perahu terbalik.
Dari puncak menara Gedung Sate di Kota Bandung maupun tempat tinggi yang lainnya, Anda dapat melihat dengan jelas bentuk fisik Gunung Tangkuban Parahu yang benar-benar menyerupai perahu terbalik.
Udah dulu
ahh, posting untuk sekarang beres, tunggu postingan yang lainnya yah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar